Jumaat, 5 Februari 2016

Proses Kejadian Langit & Bumi Menurut Al-Quran Dan Saintis



PROSES KEJADIAN LANGIT DAN BUMI MENURUT AL-QURAN

Firman Allah yang bermaksud:

"Kemudian Ia menunjukkan kehendak-Nya ke arah (bahan-bahan) langit sedang langit itu berupa asap; lalu Ia berfirman kepadanya dan kepada bumi: "Turutlah kamu berdua akan perintahKu, sama ada dengan sukarela atau dengan paksa!" Keduanya menjawab: "Kami berdua sedia menurut-patuh dengan sukarela."
(Surah Fussilat : 11)

Al-Qur'an juga menggambarkan kepada kita keaadaan langit yang membuktikan tentang peristiwa Isra' dan Mikraj Nabi Muhammad S.A.W merentasi langit melalui pintu-pintu yang dijaga oleh para malaikat menggambarkan alam ini mempunyai tutupan lahiriah yang bersifat pepejal.

Firman Allah yang bermaksud:
"Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiaskannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikit pun".
(Surah Qaf : 6)



Selain itu, terdapat juga ayat-ayat yang menggambarkan keadaan pencairan yang berlaku kepada langit apabila suhu meningkat terlalu tinggi.

Firman Allah yang bermaksud:
"Pada hari ketika langit seperti Tembaga cair"
(Surah Al-Maarij : 8)

Al-Qur’an juga menyebutkan dalam sittati ayyaamin yang bererti enam masa yang panjang.
Sebagaimana dalam al-qur’an  
(Q.S. Al-Sajdah [32] :4)

     Alam semesta tidak terus wujud dalam bentuk yang kita lihat pada hari ini. Sebaliknya ia melalui beberapa proses tertentu. Antara proses itu adalah kelahiran gas-gas hidrogen dan helium yang kemudiannya bercantum sehingga menjadi gumpalan asap raksaksa. Begitu juga langit dan bumi, Allah mencipta langit dan bumi satu-persatu. Mengikut teori Nebular, sistem tata suria terbentuk dari kondensasi awan panas atau kumpulan gas yang sangat panas. Pada proses kondensasi tersebut, ada sebahagian yang terpisah dan membentuk seperti cincin yang mengelilingi satu pusat. Bahagian yang mengelilingi pusat itu dengan cara yang sama, akan berkondensasi dan membentuk satu formula yang serupa dengan terbentukya matahari. Setelah suhu menurun, objek-objek ini akan menjadi planet-planet seperti Bumi dengan objek-objek yang mengelilinginya berupa sateliti atau bulan.



Allah telah menciptakan langit dan meninggikannya serta telah menyempurnakan penciptaan-Nya daripada unsur-unsur dukhan (asap). Juzuk-juzuk yang terdiri daripada jirim dukhan telah menjadikannya kuat dan kukuh. Kemudian langit itu dijadikan berlapis-lapis dan daripada unsur dukhan itu terbentuknya bintang dan planet.




 Enam Fasa Penciptaan Langit & Bumi

Artinya : “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya ?”

Dari ayat di atas Allah SWT menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam enam masa (sittati ayyaamin), selanjutnya para mufasir bersepakat dalam menafsirkan ayat ini, bahawa yang disebut dengan  (sittati ayyaamin) itu adalah enam tahap atau proses, dan bukannya enam hari sebagaimana pengertian daripada perkataan ayyaamin.
Antara kronologi penciptaan langit dan bumi dalam Al-Qur’an adalah :


 ::: Fasa Pertama

Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya…”
(Q.S. AlAnbiya [21] :30)

Ini dimulai dengan sebuah ledakan besar (bigbang) sekitar 12-20 milion tahun lalu. Inilah awal penciptaan matahari, tenaga, dan waktu. “Ledakan” pada hakikatnya adalah pengembangan ruang. Matahari yang mula-mula terbentuk adalah daripada hydrogen yang menjadi bahan dasar bagi bintang-bintang generasi pertama. Hasil dari ledakan antara gas-gas hydrogen, meghasilkan unsur-unsur yang lebih berat dan padat, seperti karbon, oksigen serta besi. Ledakan ini juga disebut Nukleosintesis Big Bang.


::: Fasa Kedua

 “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu”
(Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)

Pada fasa ini, proses pembentukan langit berlaku. Umum ketahui bahawa langit yang berwarna biru adalah disebabkan pantulan cahaya matahari oleh partikel-partikel di atmosfera. Di luar atmosfera, langit tidak lagi berwarna biru, bahkan yang ada hanyalah titik cahaya seperti bintang, galaksi, dan benda-benda lainnya. Jadi, langit bukanlah hanya kubah biru yang ada di atas, melainkan keseluruhan yang ada di atas sana (bintang-bintang, galaksi, dan benda-benda langit lainnya), maka itulah hakikat langit yang sesungguhnya. Adapun dalam fasa ini, pembentukan bintang-bintang di dalam galaksi masih berlaku sehingga ke hari ini.


:::  Fasa Ketiga

Pada fasa ini penciptaan alam semesta adalah proses penciptaan tata suria, termasuk bumi. Selain itu, pada fasa ini juga telah terjadinya proses pembentukan matahari yang berlaku sekitar 4 hingga 6 juta tahun yang lalu. Proto-bumi (bayi bumi) yang telah terbentuk terus berorientasi mengelilingi matahari di atas paksinya serta menghasilkan fenomena siang dan malam, sebagaimana yang Allah SWT firmankan dalam ayatnya :

 “dan Dia menjadikan malamnya gelap gelita, dan menjadikan siangnya terang benderang.”
(Q.S An-Nazi’at [79] : 29) 



::: Fasa Keempat

Bumi terbentuk daripada debu-debu antara bintang yang dingin mulai menghangat dengan pemanasan daripada cahaya matahari dan pemanasan dari dalam (endogenik) dan juga daripada unsur-unsur radioaktif di bawah kerak bumi.
Akibat pemanasan endogenik tersebut, batu-batuan di bawah kerak bumi menjadi lebur, antara lain muncul sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt yang menjadi  dasar lautan dan granit yang menjadi batuan utama di daratan merupakan hasil daripada pembekuan leburan tersebut. Pemadatan yang berlaku di kerak bumi akan menjadi dasar lautan dan daratan yang terhasil itulah yang dimaksudkan sebagai “hamparan bumi” .sebagaimana Allah SWT berfirman :

“dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”
(Q.S. an-Naziat [79] :30)


::: Fasa Kelima

Hadirnya air dan atmosfera di bumi yang menjadi syarat terciptanya kehidupan di bumi. Sebagaimana firmanAllah SWT :

“…dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup… “
 (Q.S. al-anbiya [21] : 30)


Selain itu, pemanasan matahari menimbulkan fenomena cuaca dibumi, yakni awan dan halilintar. Melimpahnya air laut dan keadaan atmosfera purba yang kaya dengan gas metana (CH4) dan ammonia (NH3). Persenyawaan organik yang mengikut aliran air akhirnya tertumpu di laut. Kehidupan dijangka bermula dari laut yang panas sekitar 3 hingga 5 milion tahun yang lalu berdasarkan fosil tertua yang pernah ditemui. Sebagaimana diceritakan dalam surah Al Anbiya ayat 30 yang telah mengatakan bahawasannya semua makhluk hidup berasal daripada air.


::: Fasa Keenam

Fasa keenam dalam proses penciptaan alam ini adalah dengan lahirnya kehidupan di bumi yang bermula daripada makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan. Hadirnya tumbuh - tumbuhan dan proses fotosintesis sekitar 2 milion tahun lalu menyebabkan atmosfera bumi mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa ini juga, proses geologi yang menyebabkan lipatan atau mampatan plat tektonik akan menyebabkan terhasilnya rantai pergunungan di bumi terus berlanjutan.




Langit & Bumi


Penciptaan bumi di dahulukan sebelum penciptaan langit. Sebagaimana dinyatakan oleh firman Allah (yang artinya), Dia-lah Allah, yang menciptakan segala yang ada di bumi untuk kamu kemudian Dia naik ke atas dan menjadikan tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(Al Baqoroh : 29)

Diibaratkan sebuah bangunan yang dibina, asas dibuat terlebih dahulu sebelum atap. Maka bumi adalah asas dan langit adalah atapnya.

Allah S.W.T telah berfirman (yang artinya), “Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap”
(Qs. Ghofir : 64.)


Langit pula diciptakan dengan tujuh lapisan. Begitu juga dengan bumi. Walaupun bumi selalu disebutkan dalam bentuk tunggal di dalam Al Qur’an, tidak sebagaimana langit yang seringkali disebutkan dalam lafadz jamak. Namun ada sebuah ayat yang menunjukan bahawa bumi juga mempunyai tujuh lapis seperti langit. Allah telah berfirman:

(Yang Artinya), “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu juga bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”
(Qs. At Tholak : 12).

Dan dikuatkan dengan sabda Rasulullah s.a.w, “Barangsiapa berbuat kezaliman (meneroka tanah orang lain meski hanya) sejengkal tanah, maka Allah akan menimbunnya dengan tujuh lapis bumi”.

Kemudian Allah memisahkan antara langit dan bumi, sehingga angin pun bertiup, hujan pun turun, tumbuhlah berbagai macam tumbuhan, gunung-gunung ditancapkan ditempatnya, Allah menjadikan makhluk ciptaan berpasang-pasangan, diciptakan kehidupan dari air, diciptakannya matahari sebagai penerang, dan bintang-bintang serta rembulan sebagai hiasan. Semua itu bukti kebesaran Allah S.W.T

Jarak antara langit dan bumi adalah lima ratus tahun perjalanan. Begitu juga antara satu lapisan langit dengan lapisan selanjutnya. Disebutkan dalam hadits riwayat Abbas bin Abdul Mutthalib r.a berkata, Rasulullah s.a.w bersabda:

“Tahukah kalian berapa jarak antara langit dan bumi? Kami berkata, “Allah dan RosulNya lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda, “Jarak keduanya adalah perjalanan lima ratus tahun, dan antara satu langit dengan langit selanjutnya perjalanan lima ratus tahun, dan tebal setiap langit adalah perjalanan lima ratus tahun, dan diantara langit ketujuh dengan arsy ada laut yang jarak antara dasar dan atasnya adalah seperti jarak antara langit dan bumi, dan Allah diatas itu semua, tidak tersembunyi baginya amalan manusia….”

Alam semesta tidak terus wujud dalam bentuk yang kita lihat pada hari ini. Sebaliknya ia melalui beberapa proses tertentu. Antara proses itu adalah kelahiran gas-gas hidrogen dan helium yang kemudiannya bercantum sehingga menjadi gumpalan asap raksaksa. Dalam surah Fussilat ayat 11 Allah menyatakan :

"Kemudian Dia menuju ke langit dan langit pada masa itu berbentuk asap lalu Dia berkata kepadanya dan bumi, 'Datanglah kamu berdua dengan tunduk atau terpaksa'. Keduanya menjawab, 'Kami datang dengan tunduk'."

Di sini Allah menyatakan langit dan bumi diperingkat awal dahulu kosong daripada sebarang objek di langit. Yang wujud hanyalah asap. Daripada asap ini lahirlah bintang-bintang serta galaksi disusuli dengan kelahiran sistem suria dan bumi. Perkataan Dukahn yang di maksudkan di sini ialah asap,dalam bahasa inggerisnya ialah smoke. Penggunaan kalimat asap atau smoke ini selari dengan penemuan semasa kerana asap lahir dari satu suasana yang panas dan suasana di peringkata wal kejadian alam sememangnya panas.


Astronomers Report Hubble Find, Report Reveals Light from Oldest Galaxy

Semasa menceritakan mengenai asap ini, para saintis mengaitkannya dengan gas-gas (terutamanya hidrogen dan helium) yang wujud seperti awan tebal di peringkat awal dahulu. Para saintis menyifatkan asap daripada gas ini sebagai dark clouds, cloud of gas, fog of neutral hydrogen and helium, hot mass of gas dan yang seumpamanya. Ia bermaksud, gas-gas di peringkat awal kejadian langit dan bumi wujud seperti bentuk awan-awan hitam, awan-awan daripada gas, awan-awan gas daripada hidrogen dan helium, gas bersuhu tinggi dan yang seumpamanya.

Kejadian langit dan bumi daripada asap menyentuh berkenaan kejadian objek-objek daripada asap. Oleh sebab bumi adalah satu objek, maka langit yang di nyatakan Allah juga merupakan objek-objek seperti bintang, galaksi dan seumpamanya. kesemua objek ini lahir daripada asap.


PENDAPAT SAINTIS TERHADAP PROSES KEJADIAN LANGIT DAN BUMI


Antara saintis yang kagum dengan kenyataan Al-Quran ini adalah profesor Yoshihide Kozai daripada Universiti Tokyo, Jepun. Beliau adalah pengarah Natioal Astronomical Observatory di Mikata, Tokyo, Jepun. Beliau ditunjukkan ayat-ayat Al-Quran yang menceritakan berkenaan kejadian langit dan bumi. Selepas mengkaji ayat-ayat itu, beliau merasakan seolah-olah ayat itu diceritakan oleh seorang yang melihat kejadian alam ini di peringkat tertinggi. Kuasa yang menceritakan kejadian ini mampu melihat kesemua apa yang berlaku. Berhubung dengan kejadian langit dan bumi daripada asap, beliau berpendapat penemuan-penemuan semasa menunjukkan fenomena-fenomena ini benar-benar berlaku. Alam sebelum ini memang wujud dalam bentuk gumpalan asap. Daripada asap itulah lahirnya bintang-bintang dan kelahiran itu menjadi batu asas kepada kelahiran alam ini.

Akhirnya beliau berkata, "Saya kagum dengan fakta-fakta astronomi yang terdapat di dalam Al-Quran. Dengan membaca Al-Quran dan menjawab persoalan-persoalan  yang timbul, saya rasa saya akan menemui cara untuk mengkaji alam semesta pada masa akan datang." Hal ini dilaporkan di dalam A Brief Understanding Islam, Darus Salam Publications,edisi kedua, Mei 1990.

Sumber: Quran Saintifik,Meneroka kecemerlangan Quran Daripada teropong Sains,Dr. Danial Zainal Abidin 


Teori yang Berkaitan Dengan Penciptaan Bumi


Antara teori yang telah dikaitkan dengan kejadian pemisahan di antara langit dan bumi ialah Teori  'Big Bang'.Teori ini,asasnya ialah daripada General Theory of Relativity yang telah diasaskan oleh Albert Einstein pada tahun 1915 dan diperkukuhkan lagi oleh Alexander Freidmann pada tahun 1922.Ia menyatakan bahawa alam ini pada asalnya adalah bercantum, kemudiannya berlakulah satu letupan yang kuat (cosmic explosion) 10 ke 20 billion tahun dahulu, yang dinamakan sebagai Big Bang. Bermula dari situ berlakulah pengembangan dan penyejukan (expanding and cooling) yang melahirkan bintang-bintang, galaksi dan yang seumpamanya .Pelbagai saintis,ahli astronomi dan ahli fizik telah mengukuhkan teori 'Big Bang' dengan mengemukakan idea-idea baharu mengenainya.


KESIMPULAN

Dalil tentang penciptaan langit dan bumi terdapat di dalam surah Al Baqarah ayat 117, yang menjelaskan tentang kekuasaan Allah yang dengan kebesaranNya telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh keindahan dan keunikan yang sungguh luar biasa dan tiada tandingannya. Dalam surah At-Talaq ayat 12 menjelaskan bahwasanya langit yang Allah ciptakan terdiri daripada tujuh lapisan, begitu juga dengan bumi.  Keterangan pada surah tersebut juga dibuktikan oleh para ilmuan pada abad 21.

Kemudian, dalam Surah Al-Maidah ayat 190 dan surah Al-Isra’ ayat 12 menjelaskan agar kita dapat menemui hubungan antara malam dan siang, serta langit dan bumi. Allah SWT mengajak orang-orang yang berakal dan para ilmuan untuk memikirkan ayat tersebut agar dapat menemui keagungan sang khalik, kerana alam ini pasti ada yang mengatur iaitu Allah SWT.

Allah SWT juga telah menciptakan segala yang ada di antara keduanya (antara langit dan bumi) dengan perancangan yang rapi, indah, serta harmoni. Ini menunjukkan bahawa Allah tidak bermain-main, yakni tidak menciptakannya secara sia-sia tanpa arah dan tujuan yang benar. Hal yang demikian, tertulis di dalam surah Al-Anbiya’ ayat 16 dan surah Shad ayat 27.



7 ulasan:

  1. menarik.. saya mencari2 perbincangan perkara ini...

    BalasPadam
  2. andai saya mati nanti dan diizinkan Allah untuk saya ke syurga,. saya ingin sekali melihat kejadiam alam semesta ini yang terlalu misteri,. Aminnn

    BalasPadam
  3. Terima kasih kepada penulis. Semoga kebesaran dan keesaan Allah boleh dibuktikan dengan dalil akli dan sains walaupun telah termaktub di dalam al Quran. Semoga pengakhiran Nanti Saya dapat berjumpa dengan pencipta yang Maha Agong

    BalasPadam
  4. Masyaallah betapa agung kuasa Allah..mencipta langit dan bumi seluruh alam semesta ini.. Allah maha besar.. Kitab Al Quran Allah adalah jln kebenaran penyuluh cahaya panduan kehidupan umat manusia sejagat hingga sampai Akhir zaman.. Benarlah kata kata Allah yang maha Besar.. Allahumma Solli Ala Sayyidina Muhammad, Wa’ala Aali Sayyidina Muhammad..
    ❤laa ilaha illallah Muhammadurrasulullah

    BalasPadam
  5. Alhamdulillah...artikel ini sangat membantu saya. Terima kasih...

    BalasPadam
  6. Terima kasih atas perkongsian yg sgt bermakna,saya mohon izin share ya

    BalasPadam