PROSES KEJADIAN LANGIT DAN
BUMI MENURUT AL-QURAN
Firman Allah yang
bermaksud:
"Kemudian
Ia menunjukkan kehendak-Nya ke arah (bahan-bahan) langit sedang langit itu
berupa asap; lalu Ia berfirman kepadanya dan kepada bumi: "Turutlah kamu
berdua akan perintahKu, sama ada dengan sukarela atau dengan paksa!"
Keduanya menjawab: "Kami berdua sedia menurut-patuh dengan sukarela."
(Surah Fussilat : 11)
Al-Qur'an juga
menggambarkan kepada kita keaadaan langit yang membuktikan tentang peristiwa
Isra' dan Mikraj Nabi Muhammad S.A.W merentasi langit melalui pintu-pintu yang
dijaga oleh para malaikat menggambarkan alam ini mempunyai tutupan lahiriah
yang bersifat pepejal.
Firman Allah yang
bermaksud:
"Maka apakah mereka
tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana kami
meninggikannya dan menghiaskannya dan menghiasinya dan langit itu tidak
mempunyai retak-retak sedikit pun".
(Surah Qaf : 6)
Selain itu, terdapat juga
ayat-ayat yang menggambarkan keadaan pencairan yang berlaku kepada langit
apabila suhu meningkat terlalu tinggi.
Firman Allah yang
bermaksud:
"Pada hari ketika
langit seperti Tembaga cair"
(Surah Al-Maarij : 8)
Al-Qur’an juga
menyebutkan dalam sittati ayyaamin yang bererti enam masa yang panjang.
Sebagaimana dalam
al-qur’an
(Q.S. Al-Sajdah [32] :4)
Alam semesta tidak terus wujud dalam
bentuk yang kita lihat pada hari ini. Sebaliknya ia melalui beberapa proses
tertentu. Antara proses itu adalah kelahiran gas-gas hidrogen dan helium yang
kemudiannya bercantum sehingga menjadi gumpalan asap raksaksa. Begitu juga
langit dan bumi, Allah mencipta langit dan bumi satu-persatu. Mengikut teori
Nebular, sistem tata suria terbentuk dari kondensasi awan panas atau kumpulan
gas yang sangat panas. Pada proses kondensasi tersebut, ada sebahagian yang
terpisah dan membentuk seperti cincin yang mengelilingi satu pusat. Bahagian
yang mengelilingi pusat itu dengan cara yang sama, akan berkondensasi dan
membentuk satu formula yang serupa dengan terbentukya matahari. Setelah suhu
menurun, objek-objek ini akan menjadi planet-planet seperti Bumi dengan
objek-objek yang mengelilinginya berupa sateliti atau bulan.
Allah telah menciptakan
langit dan meninggikannya serta telah menyempurnakan penciptaan-Nya daripada
unsur-unsur dukhan (asap). Juzuk-juzuk yang terdiri daripada jirim dukhan telah
menjadikannya kuat dan kukuh. Kemudian langit itu dijadikan berlapis-lapis dan
daripada unsur dukhan itu terbentuknya bintang dan planet.
Enam Fasa Penciptaan
Langit & Bumi
Artinya : “Allah-lah yang
telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam
waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak
memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah
kamu tidak memperhatikannya ?”
Dari ayat di atas Allah
SWT menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam enam masa (sittati ayyaamin),
selanjutnya para mufasir bersepakat dalam menafsirkan ayat ini, bahawa yang
disebut dengan (sittati ayyaamin) itu
adalah enam tahap atau proses, dan bukannya enam hari sebagaimana pengertian
daripada perkataan ayyaamin.
Antara kronologi penciptaan
langit dan bumi dalam Al-Qur’an adalah :
::: Fasa Pertama
Artinya: “Dan apakah
orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya…”
(Q.S. AlAnbiya [21] :30)
Ini dimulai dengan sebuah
ledakan besar (bigbang) sekitar 12-20 milion tahun lalu. Inilah awal penciptaan
matahari, tenaga, dan waktu. “Ledakan” pada hakikatnya adalah pengembangan
ruang. Matahari yang mula-mula terbentuk adalah daripada hydrogen yang menjadi
bahan dasar bagi bintang-bintang generasi pertama. Hasil dari ledakan antara
gas-gas hydrogen, meghasilkan unsur-unsur yang lebih berat dan padat, seperti
karbon, oksigen serta besi. Ledakan ini juga disebut Nukleosintesis Big Bang.
::: Fasa Kedua
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang
ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu
dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu”
(Q.S. Al-Baqarah [2] :
29)
Pada fasa ini, proses
pembentukan langit berlaku. Umum ketahui bahawa langit yang berwarna biru
adalah disebabkan pantulan cahaya matahari oleh partikel-partikel di atmosfera.
Di luar atmosfera, langit tidak lagi berwarna biru, bahkan yang ada hanyalah titik
cahaya seperti bintang, galaksi, dan benda-benda lainnya. Jadi, langit bukanlah
hanya kubah biru yang ada di atas, melainkan keseluruhan yang ada di atas sana
(bintang-bintang, galaksi, dan benda-benda langit lainnya), maka itulah hakikat
langit yang sesungguhnya. Adapun dalam fasa ini, pembentukan bintang-bintang di
dalam galaksi masih berlaku sehingga ke hari ini.
::: Fasa Ketiga
Pada fasa ini penciptaan
alam semesta adalah proses penciptaan tata suria, termasuk bumi. Selain itu,
pada fasa ini juga telah terjadinya proses pembentukan matahari yang berlaku
sekitar 4 hingga 6 juta tahun yang lalu. Proto-bumi (bayi bumi) yang telah
terbentuk terus berorientasi mengelilingi matahari di atas paksinya serta
menghasilkan fenomena siang dan malam, sebagaimana yang Allah SWT firmankan
dalam ayatnya :
“dan Dia menjadikan malamnya gelap gelita, dan
menjadikan siangnya terang benderang.”
(Q.S An-Nazi’at [79] : 29)
::: Fasa Keempat
Bumi terbentuk daripada
debu-debu antara bintang yang dingin mulai menghangat dengan pemanasan daripada
cahaya matahari dan pemanasan dari dalam (endogenik) dan juga daripada
unsur-unsur radioaktif di bawah kerak bumi.
Akibat pemanasan
endogenik tersebut, batu-batuan di bawah kerak bumi menjadi lebur, antara lain
muncul sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt yang menjadi dasar lautan dan granit yang menjadi batuan
utama di daratan merupakan hasil daripada pembekuan leburan tersebut. Pemadatan
yang berlaku di kerak bumi akan menjadi dasar lautan dan daratan yang terhasil
itulah yang dimaksudkan sebagai “hamparan bumi” .sebagaimana Allah SWT
berfirman :
“dan bumi sesudah itu
dihamparkan-Nya.”
(Q.S. an-Naziat [79] :30)
::: Fasa Kelima
Hadirnya air dan
atmosfera di bumi yang menjadi syarat terciptanya kehidupan di bumi.
Sebagaimana firmanAllah SWT :
“…dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup… “
(Q.S. al-anbiya [21] : 30)
Selain itu, pemanasan
matahari menimbulkan fenomena cuaca dibumi, yakni awan dan halilintar.
Melimpahnya air laut dan keadaan atmosfera purba yang kaya dengan gas metana
(CH4) dan ammonia (NH3). Persenyawaan organik yang mengikut aliran air akhirnya
tertumpu di laut. Kehidupan dijangka bermula dari laut yang panas sekitar 3
hingga 5 milion tahun yang lalu berdasarkan fosil tertua yang pernah ditemui.
Sebagaimana diceritakan dalam surah Al Anbiya ayat 30 yang telah mengatakan
bahawasannya semua makhluk hidup berasal daripada air.
::: Fasa Keenam
Fasa keenam dalam proses
penciptaan alam ini adalah dengan lahirnya kehidupan di bumi yang bermula
daripada makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan. Hadirnya tumbuh - tumbuhan
dan proses fotosintesis sekitar 2 milion tahun lalu menyebabkan atmosfera bumi
mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa ini juga, proses geologi yang
menyebabkan lipatan atau mampatan plat tektonik akan menyebabkan terhasilnya
rantai pergunungan di bumi terus berlanjutan.
Langit & Bumi
Penciptaan bumi di
dahulukan sebelum penciptaan langit. Sebagaimana dinyatakan oleh firman Allah
(yang artinya), Dia-lah Allah, yang menciptakan segala yang ada di bumi untuk
kamu kemudian Dia naik ke atas dan menjadikan tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.”
(Al Baqoroh : 29)
Diibaratkan sebuah
bangunan yang dibina, asas dibuat terlebih dahulu sebelum atap. Maka bumi
adalah asas dan langit adalah atapnya.
Allah S.W.T telah
berfirman (yang artinya), “Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat
menetap dan langit sebagai atap”
(Qs. Ghofir : 64.)
Langit pula diciptakan
dengan tujuh lapisan. Begitu juga dengan bumi. Walaupun bumi selalu disebutkan
dalam bentuk tunggal di dalam Al Qur’an, tidak sebagaimana langit yang
seringkali disebutkan dalam lafadz jamak. Namun ada sebuah ayat yang menunjukan
bahawa bumi juga mempunyai tujuh lapis seperti langit. Allah telah berfirman:
(Yang Artinya),
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu juga bumi. Perintah
Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu.”
(Qs. At Tholak : 12).
Dan dikuatkan dengan
sabda Rasulullah s.a.w, “Barangsiapa berbuat kezaliman (meneroka tanah orang
lain meski hanya) sejengkal tanah, maka Allah akan menimbunnya dengan tujuh
lapis bumi”.
Kemudian Allah memisahkan
antara langit dan bumi, sehingga angin pun bertiup, hujan pun turun, tumbuhlah
berbagai macam tumbuhan, gunung-gunung ditancapkan ditempatnya, Allah
menjadikan makhluk ciptaan berpasang-pasangan, diciptakan kehidupan dari air,
diciptakannya matahari sebagai penerang, dan bintang-bintang serta rembulan
sebagai hiasan. Semua itu bukti kebesaran Allah S.W.T
Jarak antara langit dan
bumi adalah lima ratus tahun perjalanan. Begitu juga antara satu lapisan langit
dengan lapisan selanjutnya. Disebutkan dalam hadits riwayat Abbas bin Abdul
Mutthalib r.a berkata, Rasulullah s.a.w bersabda:
“Tahukah kalian berapa
jarak antara langit dan bumi? Kami berkata, “Allah dan RosulNya lebih mengetahui”,
kemudian beliau bersabda, “Jarak keduanya adalah perjalanan lima ratus tahun,
dan antara satu langit dengan langit selanjutnya perjalanan lima ratus tahun,
dan tebal setiap langit adalah perjalanan lima ratus tahun, dan diantara langit
ketujuh dengan arsy ada laut yang jarak antara dasar dan atasnya adalah seperti
jarak antara langit dan bumi, dan Allah diatas itu semua, tidak tersembunyi
baginya amalan manusia….”
Alam semesta tidak terus
wujud dalam bentuk yang kita lihat pada hari ini. Sebaliknya ia melalui
beberapa proses tertentu. Antara proses itu adalah kelahiran gas-gas hidrogen
dan helium yang kemudiannya bercantum sehingga menjadi gumpalan asap raksaksa.
Dalam surah Fussilat ayat 11 Allah menyatakan :
"Kemudian Dia menuju
ke langit dan langit pada masa itu berbentuk asap lalu Dia berkata kepadanya
dan bumi, 'Datanglah kamu berdua dengan tunduk atau terpaksa'. Keduanya
menjawab, 'Kami datang dengan tunduk'."
Di sini Allah menyatakan
langit dan bumi diperingkat awal dahulu kosong daripada sebarang objek di
langit. Yang wujud hanyalah asap. Daripada asap ini lahirlah bintang-bintang
serta galaksi disusuli dengan kelahiran sistem suria dan bumi. Perkataan Dukahn
yang di maksudkan di sini ialah asap,dalam bahasa inggerisnya ialah smoke.
Penggunaan kalimat asap atau smoke ini selari dengan penemuan semasa kerana
asap lahir dari satu suasana yang panas dan suasana di peringkata wal kejadian
alam sememangnya panas.
Astronomers Report Hubble
Find, Report Reveals Light from Oldest Galaxy
Semasa menceritakan
mengenai asap ini, para saintis mengaitkannya dengan gas-gas (terutamanya
hidrogen dan helium) yang wujud seperti awan tebal di peringkat awal dahulu.
Para saintis menyifatkan asap daripada gas ini sebagai dark clouds, cloud of
gas, fog of neutral hydrogen and helium, hot mass of gas dan yang seumpamanya.
Ia bermaksud, gas-gas di peringkat awal kejadian langit dan bumi wujud seperti
bentuk awan-awan hitam, awan-awan daripada gas, awan-awan gas daripada hidrogen
dan helium, gas bersuhu tinggi dan yang seumpamanya.
Kejadian langit dan bumi
daripada asap menyentuh berkenaan kejadian objek-objek daripada asap. Oleh
sebab bumi adalah satu objek, maka langit yang di nyatakan Allah juga merupakan
objek-objek seperti bintang, galaksi dan seumpamanya. kesemua objek ini lahir
daripada asap.
PENDAPAT SAINTIS TERHADAP PROSES KEJADIAN LANGIT DAN BUMI
Antara saintis yang kagum
dengan kenyataan Al-Quran ini adalah profesor Yoshihide Kozai daripada
Universiti Tokyo, Jepun. Beliau adalah pengarah Natioal Astronomical
Observatory di Mikata, Tokyo, Jepun. Beliau ditunjukkan ayat-ayat Al-Quran yang
menceritakan berkenaan kejadian langit dan bumi. Selepas mengkaji ayat-ayat
itu, beliau merasakan seolah-olah ayat itu diceritakan oleh seorang yang melihat
kejadian alam ini di peringkat tertinggi. Kuasa yang menceritakan kejadian ini
mampu melihat kesemua apa yang berlaku. Berhubung dengan kejadian langit dan
bumi daripada asap, beliau berpendapat penemuan-penemuan semasa menunjukkan
fenomena-fenomena ini benar-benar berlaku. Alam sebelum ini memang wujud dalam
bentuk gumpalan asap. Daripada asap itulah lahirnya bintang-bintang dan
kelahiran itu menjadi batu asas kepada kelahiran alam ini.
Akhirnya beliau berkata,
"Saya kagum dengan fakta-fakta astronomi yang terdapat di dalam Al-Quran.
Dengan membaca Al-Quran dan menjawab persoalan-persoalan yang timbul, saya rasa saya akan menemui cara
untuk mengkaji alam semesta pada masa akan datang." Hal ini dilaporkan di
dalam A Brief Understanding Islam, Darus Salam Publications,edisi kedua, Mei
1990.
Sumber: Quran
Saintifik,Meneroka kecemerlangan Quran Daripada teropong Sains,Dr. Danial
Zainal Abidin
Teori yang Berkaitan Dengan Penciptaan
Bumi
Antara teori yang telah
dikaitkan dengan kejadian pemisahan di antara langit dan bumi ialah Teori 'Big Bang'.Teori ini,asasnya ialah daripada
General Theory of Relativity yang telah diasaskan oleh Albert Einstein pada
tahun 1915 dan diperkukuhkan lagi oleh Alexander Freidmann pada tahun 1922.Ia
menyatakan bahawa alam ini pada asalnya adalah bercantum, kemudiannya
berlakulah satu letupan yang kuat (cosmic explosion) 10 ke 20 billion tahun
dahulu, yang dinamakan sebagai Big Bang. Bermula dari situ berlakulah
pengembangan dan penyejukan (expanding and cooling) yang melahirkan
bintang-bintang, galaksi dan yang seumpamanya .Pelbagai saintis,ahli astronomi
dan ahli fizik telah mengukuhkan teori 'Big Bang' dengan mengemukakan idea-idea
baharu mengenainya.
KESIMPULAN
Dalil tentang penciptaan langit dan bumi
terdapat di dalam surah Al Baqarah ayat 117, yang menjelaskan tentang kekuasaan
Allah yang dengan kebesaranNya telah menciptakan langit dan bumi dengan penuh
keindahan dan keunikan yang sungguh luar biasa dan tiada tandingannya. Dalam
surah At-Talaq ayat 12 menjelaskan bahwasanya langit yang Allah ciptakan
terdiri daripada tujuh lapisan, begitu juga dengan bumi. Keterangan pada surah tersebut juga
dibuktikan oleh para ilmuan pada abad 21.
Kemudian, dalam Surah Al-Maidah ayat 190 dan surah
Al-Isra’ ayat 12 menjelaskan agar kita dapat menemui hubungan antara malam dan
siang, serta langit dan bumi. Allah SWT mengajak orang-orang yang berakal dan
para ilmuan untuk memikirkan ayat tersebut agar dapat menemui keagungan sang
khalik, kerana alam ini pasti ada yang mengatur iaitu Allah SWT.
Allah SWT juga telah menciptakan segala yang ada
di antara keduanya (antara langit dan bumi) dengan perancangan yang rapi,
indah, serta harmoni. Ini menunjukkan bahawa Allah tidak bermain-main, yakni
tidak menciptakannya secara sia-sia tanpa arah dan tujuan yang benar. Hal yang
demikian, tertulis di dalam surah Al-Anbiya’ ayat 16 dan surah Shad ayat 27.
menarik.. saya mencari2 perbincangan perkara ini...
BalasPadamandai saya mati nanti dan diizinkan Allah untuk saya ke syurga,. saya ingin sekali melihat kejadiam alam semesta ini yang terlalu misteri,. Aminnn
BalasPadamTerima kasih kepada penulis. Semoga kebesaran dan keesaan Allah boleh dibuktikan dengan dalil akli dan sains walaupun telah termaktub di dalam al Quran. Semoga pengakhiran Nanti Saya dapat berjumpa dengan pencipta yang Maha Agong
BalasPadamMasyaallah betapa agung kuasa Allah..mencipta langit dan bumi seluruh alam semesta ini.. Allah maha besar.. Kitab Al Quran Allah adalah jln kebenaran penyuluh cahaya panduan kehidupan umat manusia sejagat hingga sampai Akhir zaman.. Benarlah kata kata Allah yang maha Besar.. Allahumma Solli Ala Sayyidina Muhammad, Wa’ala Aali Sayyidina Muhammad..
BalasPadam❤laa ilaha illallah Muhammadurrasulullah
Alhamdulillah...artikel ini sangat membantu saya. Terima kasih...
BalasPadamSubhanallah...
BalasPadamTerima kasih atas perkongsian yg sgt bermakna,saya mohon izin share ya
BalasPadam